Mahasiswa Program Studi Teknik industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan inovasi baru berupa prototipe mesin cuci tanpa menggunakan listrik, tetapi disambungkan dengan sepeda angin (gowes).
Prototipe mesin cuci gowes ini dikembangkan oleh 10 mahasiswa dari dua kelompok untuk tugas mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk di bawah bimbingan dosen Ir. Muhammad Lukman, MT. “Ide ini berawal dari pembayaran tarif listrik yang makin mahal karena adanya penghapusan subdisi," kata Arfian Sinatra Darussalam yang merupakan salah satu anggota tim.
Selain itu, bagi ibu-ibu rumah tangga juga jarang ada waktu olahraga. Jadi, sambil menggowes mencuci dengan mesin cuci gowes), bisa berolahraga. "Hasil cuciannya nggak kalah dengan yang menggunakan mesin cuci listrik, namun biaya produksinya masih agak mahal ketika membuat mesin cuci gowes prototipe ini," tuturnya.
Sebab, lanjutnya, membeli mesin cuci bekas Rp500.000 dan sepeda angin bekas. Tapi, jika sudah memiliki mesin cuci bekas dan tak terpakai bisa lebih murah lagi. "Ke depan, kami ingin bisa meminimalisasi bentuknya, tapi hanya tabungnya saja" ucapnya.
Dengan demikian, bentuknya nanti tidak sama dengan kotak mesin cucinya. Di Jepang, sudah ada yang mengembangkan prototipe mesin cuci gowes ini, namun di Indonesia belum. Sehingga banyak pihak tertarik untuk mengundang tim inovasi mesin cuci gowes ini termasuk dari stasiun televisi nasional.
Ia menerangkan untuk membuat mesin cuci gowes tersebut, mesinnya dilepas semua. Sebagai gantinya, penggeraknya dengan gir untuk memutar bagian dalam mesin cuci. Kemudian kaki digerakkan untuk menggowes sepeda. "Rencana ke depan mau diikutkan ke PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) bidang karsa cipta. Siapa tahu bisa didanai oleh Kemenristekdikti," ujarnya.
Arfian menyatakan, kendala pembuatannya terletak pada waktu karena merupakan tugas kuliah sekitar dua bulan. Saat ini mesin cuci gowes masih dipakai secara pribadi oleh Arfian dan teman-temannya di kos-kosan.
Sementara Dian Palupi Restuputri, Sekretaris Prodi Teknik Industri menambahkan mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk menjadi awal dari mahasiswa menghasilkan suatu karya, baik memodifikasi yang sudah atau membuat karya baru yang belum pernah ada sebelumnya.
"Keterampilan jurusan teknik industri salah satunya adalah membuat suatu produk yang mana nantinya dapat diaplikasikan baik untuk dunia industri maupun masyarakat," katanya.
Arfian dan kawan-kawannya berharap ke depan produknya bisa bermanfaat buat masyarakat, terutama memanfaatkan mesin cuci bekas.