Seminar Nasional Teknik Industri UMM Hadirkan Pakar Australia

Selasa, 01 Februari 2011 13:30 WIB

 
 

Pada Senin, 10 januari 2010, bertempat di Theatre Dome UMM Jurusan Teknik industry Fakultas Teknik UMM yang bekerjasama dengan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi UMM mengadakan Seminar Nasional. Pada Seminar Nasional kali yang diberi tema tentang “Supply Chain Practices and Performance Indicators: Trend and Issues”, menghadirkan seorang pakar dari Australia sebagai pembicara. Pakar tersebut adalah seorang Program Director Master of Business in Logistic Management, RMIT University, Australia, Dr. Ferry Jie. Ferry Jie memandang supply chain dari sisi akademis, kesuksesan suatu rantai pasok akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan untuk mendesain, memproduksi dan mengirimkan suatu produk. Selain itu juga diperlukan inovasi, kualitas tinggi, harga produk yang terjangkau dan pelayanan kepada konsumen. Untuk itu diperlukan sebuah manajemen yang baik, dengan orang-orang yang berkulitas sehingga rantai pasok dalam sebuah industry dapat berjalan lancar dan tidak terputus. Sedangkan pada seminar sesi selanjutnya diisi oleh Anto Yulianto, beliau adalah seorang Supply Chain Manager Branita Sandhini, Monsanto, Indonesia. Dalam kesempatan tersebut beliau mengatakan bahwa ada beberapa persoalan yang menghambat jalannya supply cain di negara kita. Anto Yulianto mengungkapkan persoalan itu antara lain disebabkan regulasi birokrasi yang implementasinya tidak berjalan dengan maksimal, kurangnya komunikasi antara pemerintah dengan kalangan industri dan kalangan akademisi, serta infrastruktur yang kurang mendukung. Sebagai contoh, persoalan perijinan yang sangat lambat akan mempengaruhi rencana produksi sebuah produsen. Contoh lain, ketersediaan tenaga yang kompeten di pelabuhan akan menghambat distribusi barang yang akan berakibat berkurangnya kulitas barang yang akan merugikan produsen. Untuk itu Anto menganjurkan kepada pemerintah untuk mengoptimalkan jalur-jalur transportasi baik di darat maupun di laut. “Kapasitas pelabuhan juga perlu ditingkatkan, setidaknya harus mampu memenuhi kebutuhan lima atau sepuluh tahun kedepan,” ujar Anto.(mr)

Shared: